
Asal Usul Kota Pasuruan, Sejarah Lengkap yang Wajib Diketahui. Kota Pasuruan adalah salah satu kota tua di Jawa Timur yang memiliki sejarah panjang dan kaya akan nilai budaya. Terletak di pesisir timur Pulau Jawa, kota ini tidak hanya dikenal sebagai pusat industri dan pertanian, tetapi juga menyimpan banyak cerita masa lampau yang menarik untuk ditelusuri.
Kita akan membahas asal usul Kota Pasuruan secara lengkap, rinci, dan mudah dipahami, berdasarkan sumber sejarah yang dapat dipercaya serta informasi terkini yang relevan.
Awal Mula Nama Pasuruan
Asal usul nama “Pasuruan” diyakini berasal dari kata “Suru”, yakni sejenis pohon yang banyak tumbuh di wilayah ini pada zaman dahulu. Dalam bahasa Jawa, “pa-” adalah awalan yang berarti tempat, sehingga “Pasuruan” berarti “tempat pohon suru tumbuh”. Dalam catatan sejarah, daerah ini awalnya dikenal sebagai wilayah agraris yang subur, dengan banyaknya tumbuhan dan hutan lebat.
Baca juga: Sejarah Kota Mojokerto: Dari Pusat Kerajaan Majapahit hingga Kota Modern
Namun, ada juga versi lain yang menyebut bahwa nama Pasuruan berasal dari kata “Sura” yang artinya keberanian. Dalam hal ini, Pasuruan dimaknai sebagai wilayah yang dihuni oleh orang-orang pemberani, terutama karena letaknya yang strategis dan sering menjadi wilayah pertahanan kerajaan.
Peran Pasuruan di Masa Kerajaan
Pada abad ke-15 hingga 17, Pasuruan menjadi wilayah penting di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit, dan kemudian berkembang di masa Kerajaan Demak dan Mataram Islam. Lokasinya yang dekat dengan Selat Madura menjadikan kota ini sebagai jalur perdagangan penting di pesisir utara Jawa Timur.
Dalam sejarah Islam di Jawa Timur, Pasuruan juga memiliki peran penting sebagai tempat persebaran dakwah Islam. Banyak ulama dan wali yang menetap dan mengembangkan ajaran Islam di wilayah ini. Salah satu peninggalan sejarah penting adalah Masjid Jami’ Al-Anwar yang konon telah berdiri sejak abad ke-18 dan masih menjadi ikon spiritual Kota Pasuruan hingga kini.
Masa Penjajahan Belanda dan Perkembangan Kota
Pada awal abad ke-17, bangsa Belanda melalui VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) mulai menunjukkan kepentingannya di wilayah Pasuruan. Kota ini dijadikan sebagai pusat perdagangan hasil bumi, terutama gula, kopi, dan tembakau. Untuk mendukung aktivitas perdagangan, Belanda membangun pelabuhan dan infrastruktur jalan yang menghubungkan Pasuruan dengan kota-kota lain di Jawa Timur.
Pasuruan juga menjadi salah satu daerah yang mengalami sistem tanam paksa (cultuurstelsel) yang diterapkan oleh Belanda. Sistem ini memberi dampak besar pada struktur sosial dan ekonomi masyarakat setempat, namun sekaligus mempercepat pembangunan di sektor transportasi dan komunikasi.
Tidak hanya itu, Belanda juga membangun kawasan pemukiman dan gedung pemerintahan yang masih bisa dilihat hingga sekarang. Beberapa bangunan kolonial, seperti Kantor Pos Pasuruan dan Stasiun Pasuruan, menjadi bukti konkret pengaruh arsitektur Belanda di kota ini.
Peran Pasuruan dalam Perjuangan Kemerdekaan
Pasuruan memiliki sejarah panjang dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kota ini menjadi salah satu basis perlawanan terhadap penjajahan Belanda dan Jepang. Banyak tokoh pejuang lokal yang terlibat dalam pertempuran, baik dalam skala kecil maupun besar, termasuk saat Agresi Militer Belanda I dan II.
Salah satu peristiwa penting adalah Pertempuran Pasuruan yang terjadi pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Masyarakat Pasuruan bersama tentara rakyat berjuang mempertahankan kota dari upaya Belanda untuk kembali menguasai Indonesia.
Setelah kemerdekaan, Pasuruan resmi ditetapkan sebagai kota administratif yang terpisah dari Kabupaten Pasuruan pada tahun 1948, dan kemudian menjadi Kota Pasuruan yang berdiri sendiri secara administratif.
Pasuruan di Era Modern
Saat ini, Pasuruan dikenal sebagai kota industri dan perdagangan yang terus berkembang. Letaknya yang strategis, yakni di jalur pantura antara Surabaya dan Probolinggo, menjadikannya lokasi ideal untuk investasi. Selain sektor industri, Pasuruan juga memiliki kekuatan di bidang pertanian dan pariwisata.
Beberapa tempat wisata sejarah dan budaya yang terkenal di Pasuruan antara lain:
- Alun-Alun Kota Pasuruan yang menjadi pusat aktivitas masyarakat dan masih mempertahankan nuansa kolonial.
- Museum Seni dan Budaya Kota Pasuruan, tempat menyimpan berbagai peninggalan sejarah kota ini.
- Kampung Batik Rejoso, yang dikenal sebagai pusat kerajinan batik khas Pasuruan.
Selain itu, Pasuruan juga memiliki potensi wisata alam seperti Gunung Bromo yang sebagian wilayahnya berada di Kabupaten Pasuruan dan banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Tradisi dan Budaya Khas Pasuruan
Sebagai kota tua, Pasuruan kaya akan tradisi dan budaya lokal yang masih dijaga hingga kini. Salah satunya adalah Upacara Nyadran, yaitu tradisi bersih desa dan doa bersama di makam leluhur yang diadakan menjelang bulan Ramadhan. Kegiatan ini mencerminkan nilai gotong royong dan penghormatan terhadap sejarah nenek moyang.
Budaya kuliner di Pasuruan juga tidak kalah menarik. Makanan khas seperti Rawon nguling, Kupang Lontong, dan Sate Komoh menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin mencicipi rasa autentik Jawa Timur.
Perkembangan Infrastruktur dan Pemerintahan
Kota Pasuruan kini terus berkembang dengan pembangunan infrastruktur modern seperti jalan raya, pasar rakyat, serta pusat layanan publik. Pemerintah Kota Pasuruan gencar memperbaiki fasilitas publik dan memberdayakan UMKM untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan program smart city yang mulai diterapkan, layanan administrasi dan informasi kini dapat diakses secara digital, membuat Pasuruan semakin siap bersaing di era globalisasi.
Tips Singkat Berkunjung dan Mengenal Kota Pasuruan
- Kunjungi Alun-Alun Pasuruan untuk merasakan suasana kota tua yang masih kental dengan nuansa kolonial.
- Cicipi kuliner lokal, terutama Rawon Nguling yang legendaris.
- Jelajahi Kampung Batik Rejoso dan beli batik khas Pasuruan sebagai oleh-oleh.
- Datangi situs sejarah seperti Masjid Jami’ dan bangunan kolonial di pusat kota.
- Gunakan transportasi lokal untuk pengalaman yang lebih otentik dan mendukung ekonomi setempat.
Penutup
Asal usul Kota Pasuruan merupakan gabungan dari unsur sejarah, budaya, dan perjuangan panjang masyarakatnya dalam membangun peradaban. Dari akar kata “Suru” hingga perannya sebagai kota pelabuhan penting di masa kolonial, Pasuruan telah berkembang menjadi kota modern tanpa melupakan jati dirinya.
Menelusuri sejarah Kota Pasuruan tidak hanya menambah wawasan, tapi juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga warisan budaya lokal. Bagi Anda yang ingin menjelajahi sisi lain Jawa Timur, Pasuruan adalah destinasi sejarah yang layak dikunjungi dan dijaga.
Baca juga: Warisan Budaya Minang yang Mendunia dan Menguntungkan