
Jasa Tour & Travel di Malang, Peluang, Tantangan, dan Solusi. Kota Malang, termasuk wilayah Malang Raya, sudah lama dikenal sebagai destinasi wisata utama di Jawa Timur.
Dengan pegunungan yang sejuk, destinasi alam, wisata budaya, sejarah, kuliner lokal, pendidikan tinggi, serta objek wisata modern seperti theme park dan rekreasi keluarga di Batu, peluang usaha tour & travel di Malang sangat terbuka lebar.
Pemerintah Kota Malang menargetkan 3,3 juta kunjungan wisatawan sepanjang tahun 2025. Pemerintah Kabupaten Malang juga menetapkan target 4,3 juta kunjungan wisatawan melalui inovasi travel pattern.
Dengan target demikian, usaha tour & travel bisa menjadi sektor yang mendapatkan manfaat besar—jika mampu menyesuaikan diri dengan kondisi pasar, regulasi, dan ekspektasi wisatawan modern.
Peluang Usaha Tour & Travel di Malang
Berikut beberapa peluang nyata yang bisa dimanfaatkan:
1. Kenaikan Kunjungan Wisatawan & Target Pemerintah
- Pemerintah Kota Malang menargetkan 3,3 juta wisatawan pada 2025.
- Kabupaten Malang juga mempertahankan target 4,3 juta wisatawan melalui program inovasi travel pattern.
Peningkatan jumlah wisatawan akan meningkatkan permintaan terhadap jasa tour & travel, seperti paket wisata, antar-jemput destinasi, tour guide, dan itinerary khusus.
2. Keberagaman Destinasi Wisata
Malang dan sekitarnya memiliki berbagai tipe objek wisata: alam (air terjun, pantai, pegunungan), budaya / heritage (Kayutangan, situs sejarah), edukasi (museum, kampus), wisata kuliner, desa wisata, agro-wisata, wisata petualangan ringan dan outdoor. Hal ini memungkinkan usaha tour & travel bisa menawarkan paket-paket yang berbeda sesuai segmen yang dituju.
3. Tren Wisata Tematik & Pengalaman (Experiential Travel)
Wisatawan sekarang tidak hanya mengunjungi objek, tapi mencari pengalaman: tour budaya, workshop kerajinan, melihat proses produksi makanan lokal, trekking ringan pagi hari, sunrise / sunset view, fotografi alam, wisata komunitas. Tour & travel bisa membangun paket “tematik” yang sesuai tren tersebut.
4. Digitalisasi & Pasar Online
Promosi menggunakan media sosial, konten visual (foto/video), marketplace wisata, aplikasi reservasi digital, serta ulasan / review online menjadi sangat penting. Malang juga punya potensi besar dalam digitalisasi pariwisata. Misalnya artikel menyebut “Digitalisasi Pariwisata Malang: Peluang Emas” sebagai salah satu jalan agar destinasi Malang bisa dikenal tidak hanya secara domestik tetapi juga internasional.
5. Kolaborasi Pemerintah & UMKM
Turisme yang tumbuh membuka peluang bagi pelaku UMKM: kuliner lokal, kerajinan, transport, penginapan, suvenir. Pemerintah Malang sudah menyadari bahwa pertumbuhan pariwisata harus disertai penguatan sektor hilir seperti UMKM.
6. Potensi Paket Tour / Gathering / Event
Ada permintaan untuk paket gathering perusahaan, outing sekolah, corporate travel, bahkan tour reverensi / wisata religi. Contohnya, Sebelas Tour meluncurkan program “revitalitas gathering perusahaan” di Malang dengan tema paket yang dikustomisasi.
7. Travel Antar Kota / Layanan Transportasi Tambahan
Selain paket wisata, jasa travel antar kota / antar terminal / bandara / pengantaran destinasi wisata juga punya permintaan. Misalnya travel reguler dari Malang ke Surabaya atau sebaliknya. Potensi kerjasama dengan pihak penginapan, objek wisata, dan transportasi lokal sangat besar.
Baca juga: Peluang Usaha Penginapan di Malang: Guest House, hingga Villa
Tantangan dalam Usaha Tour & Travel di Malang
Peluang yang besar tentu diiringi tantangan yang harus dihadapi. Berikut tantangan utama:
1. Regulasi & Legalitas
- Ada kritik bahwa regulasi pariwisata di Kota Malang dianggap belum memadai atau belum optimal. Misalnya, pegiat wisata menyebut regulasi usaha wisata berbasis risiko perlu diperkuat.
- DPRD Kota Malang mendorong penguatan regulasi kepariwisataan, termasuk pembuatan Perda terkait wisata tematik dan objek wisata.
- Pengaturan study tour terutama untuk sekolah juga pernah menjadi isu keamanan dan regulasi. Contohnya SE dari Disdik Kabupaten Malang terkait study tour setelah kecelakaan bus.
2. Persaingan & Diferensiasi
Banyak operator tour & travel, baik lokal maupun non-lokal, serta banyak penyedia paket wisata/itinerary. Agar menonjol, perlu keunikan produk, layanan, atau kualitas yang berbeda.
3. Kepercayaan Konsumen & Kredibilitas
Wisatawan terutama baru akan memilih berdasarkan reputasi, testimoni, keandalan layanan (transportasi aman, guide kompeten, jadwal sesuai janji). Jika satu aspek buruk (contoh lama layanan, armada jelek), bisa merusak reputasi.
4. Infrastruktur & Transportasi
Beberapa destinasi wisata di luar kota atau di daerah pegunungan / pantai punya akses yang masih sulit. Jalan rusak atau kurang baik, transportasi umum terbatas, jarak antar objek wisata jauh atau butuh waktu tempuh panjang.
5. Musiman & Fluktuasi Permintaan
Permintaan tinggi di musim liburan, weekend, hari besar, tapi bisa lunglai di hari kerja atau musim sepi. Ini membuat pendapatan tidak stabil.
6. Biaya Operasional & Logistik
Transport: bahan bakar, perawatan kendaraan, supir, pajak, asuransi. Guide / tenaga pendukung harus digaji. Promosi digital juga memerlukan biaya. Jika paket wisata termasuk konsumsi dan fasilitas, biaya tambahan muncul.
7. Pengelolaan SDM & Kualitas Layanan
Kualitas guide, supir, pelayanan pelanggan, kebersihan, keamanan harus dijaga. Orang lokal mungkin belum terbiasa dengan standar tertentu. Pelatihan dan standarisasi diperlukan.
8. Risiko Terkait Keamanan & Bencana
Malang kadang mengalami cuaca buruk, jalan longsor, pohon tumbang, banjir kecil, terutama di daerah pegunungan atau sampai akses rute. Dan kejadian kecelakaan study tour membuat regulasi lebih ketat. Wisatawan makin memperhatikan aspek keamanan.
Solusi & Strategi Agar Usaha Tour & Travel Bisa Bertahan & Sukses
Untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang, berikut strategi yang bisa dipakai:
1. Penuhi Regulasi & Legalitas Sejak Awal
- Daftar usaha ke dinas pariwisata, pastikan izin usaha tour & travel jika diperlukan.
- Pastikan armada / kendaraan memiliki izin resmi, surat kendaraan lengkap, asuransi, standar keamanan.
- Lima aspek penting regulasi: sarana & prasarana, sistem organisasi, pelayanan, produk, dan pengelolaan usaha (standar wisata).
- Safety management: pelatihan keselamatan, SOP evakuasi jika destinasi rawan bencana, kerja sama dengan pihak lokal (desa, pengelola objek wisata) untuk peringatan dini cuaca atau risiko.
2. Diferensiasi Produk & Paket
- Buat paket wisata tematik: heritage tour, wisata kuliner lokal, agro-tourism, outing perusahaan, wisata religi, workshop seni/kerajinan, desa budaya.
- Sediakan pilihan itineraries fleksibel: full-day, half-day, weekend escape.
- Kombinasikan paket wisata + transportasi + penginapan + kuliner + guide lokal untuk pengalaman lengkap.
3. Kualitas Layanan & Kepercayaan
- Armada kendaraan harus nyaman dan aman; driver sopan, berpengalaman, punya pengetahuan lokal.
- Guide yang bisa berbahasa baik dan memahami objek wisata, budaya, dan sejarah lokal.
- Jadwal/timeline paket harus realistis, waktu tempuh dihitung dengan teliti agar wisatawan nyaman.
- Pastikan komunikasi dengan konsumen jelas sejak awal: harga semua termasuk apa saja, kemungkinan tambahan, kondisi paket.
4. Optimalisasi Infrastruktur & Logistik
- Pilih destinasi yang aksesnya cukup baik, atau lakukan usaha perbaikan kecil (jalur, signage, rambu-rambu arah).
- Persiapkan kendaraan dengan perawatan baik agar tidak sering mogok atau mengalami masalah di medan luar.
- Koordinasi dengan pengelola objek wisata untuk memperbaiki fasilitas pendukung (toilet, parkir, warung).
5. Adaptasi Terhadap Musim & Permintaan
- Rencanakan promosi khusus di musim sepi: diskon, paket menarik, penyesuaian harga.
- Tingkatkan paket wisata yang cocok untuk weekend / staycation / wisata pendek (1‑2 hari) bagi turis lokal yang tidak bisa bepergian jauh.
- Gunakan data permintaan sebagai acuan: minggu, hari libur, event lokal untuk meningkatkan paket wisata.
6. Pemasaran & Digitalisasi
- Bangun kehadiran digital: website yang menarik, akun media sosial aktif (Instagram, TikTok, Facebook). Konten berkualitas: foto/video destinasi, testimoni, review, behind-the-scenes.
- Gunakan marketplace wisata atau platform reservasi online (OTA, travel aggregator).
- Gunakan fungsi ulasan & rating produk paket wisata agar calon pelanggan bisa melihat kepercayaan orang lain.
- Digital marketing: SEO, Google My Business untuk destinasi lokal, kampanye ads lokal (Facebook, Instagram, Google Ads).
- Kolaborasi dengan influencer & travel blogger dengan audience yang cocok.
7. Pengelolaan Keuangan & Operasional
- Proyeksi biaya operasional: bahan bakar, supir, guide, gaji, pemeliharaan kendaraan, promosi. Pastikan harga paket menutup semua biaya + margin wajar.
- Analisis break-even point (berapa pelanggan minimal per bulan agar usaha tidak rugi).
- Manfaatkan model pembayaran uang muka / deposit agar fluktuasi pembatalan tidak merugikan.
- Efisiensi operasional: penyusunan rute yang optimal, menjaga pemakaian bahan bakar, pemeliharaan preventif kendaraan.
8. Kemitraan & Kolaborasi Lokal
- Kerja sama dengan penginapan / guest house / villa agar paket bisa bundling penginapan + tour.
- Ajukan kerjasama dengan desa wisata / pengelola objek wisata untuk pengembangan paket wisata lokal dan inklusif masyarakat.
- Kolaborasi dengan UMKM lokal untuk makanan, suvenir, oleh-oleh, sehingga paket wisata lebih lengkap dan memperkuat ekonomi lokal.
- Bantuan dari pemerintah daerah atau dinas pariwisata untuk promosi, pelatihan, regulasi, insentif.
9. Fokus pada Pengalaman & Review Pelanggan
- Pengalaman wisata harus menyenangkan dan berkesan: waktu transit tidak lemot, guide ramah, jadwal sesuai.
- Tambahkan nilai tambah kecil: snack khas, cerita lokal, pengalaman yang tidak biasa.
- Minta testimoni / ulasan dari pelanggan dan tampilkan dengan transparan di media digital. Ulasan positif menjadi aset penting.
10. Mitigasi Risiko & Keamanan
- Rencana mitigasi bencana: destinasi berupa pegunungan / pantai memiliki potensi risiko seperti cuaca ekstrem, pohon tumbang, banjir. Pastikan ada SOP untuk keadaan darurat.
- Pemantauan rutin kondisi rute dan objek wisata; jika akses terhambat (cuaca, longsor), alihkan atau beri tahu pelanggan sebelum berangkat.
- Asuransi untuk penumpang / wisatawan / kendaraan jika diperlukan.
Baca juga: Bisnis Wisata Alam di Malang: Modal Kecil, Potensi Besar
Contoh Kasus & Studi dari Malang
Berikut contoh nyata dan studi di Malang yang memberikan pelajaran:
- Promosi Pariwisata & Target 3,3 Juta Wisatawan
Pemerintah Kota Malang menggenjot promosi pariwisata, bekerja dengan pelaku usaha, agen perjalanan, hotel dan stakeholder lainnya agar target tercapai. - Program Revitalitas Gathering oleh Sebelas Tour
Sebelas Tour meluncurkan program gathering perusahaan dengan tema yang disesuaikan: “Employee Appreciation”, “Team Rejuvenation”, “Strategic Alignment”. Ini menunjukkan bahwa ada segmen korporat yang bisa disasar selain wisata leisure. - Digitalisasi Pariwisata
Artikel “Digitalisasi Pariwisata Malang: Peluang Emas Hadapi Penerbangan Internasional” menyebut pentingnya konten visual berkualitas, platform digital, paket tematik, dan memetakan atraksi wisata yang cocok agar menarik wisatawan tidak hanya domestik tetapi juga internasional. - Kritik pada Regulasi Kepariwisataan
Ada kritik bahwa regulasi di Malang kurang kuat terhadap standar usaha wisata; OPD terkait perlu menyelaraskan aturan, terutama terkait risiko (alam / bencana), keamanan, infrastruktur, perangkat lokal.
Analisis Estimasi & Model Bisnis
Untuk memahami bagaimana usaha tour & travel bisa menguntungkan, berikut contoh model bisnis yang sederhana:
Komponen | Estimasi / Contoh |
---|---|
Jenis Paket Wisata | Paket 1 hari ke wisata alam + kuliner lokal; Paket 2 hari ke objek wisata jarak jauh + penginapan; Paket outbound / gathering perusahaan; Paket tema budaya / heritage; Paket wisata fotografi / sunrise / sunset. |
Biaya Variabel | Transportasi (BBM, tol, parkir); supir & guide; tiket objek wisata; konsumsi & snack; penginapan jika paket menginap; biaya administrasi & izin; asuransi / keamanan. |
Harga Paket | Disesuaikan dengan segmen pasar: wisata lokal budget mungkin Rp 200‑400 ribu/orang untuk paket sehari sederhana; paket premium / menginap bisa Rp 1‑2 juta/orang atau lebih tergantung fasilitas dan jasa. |
Okupansi / Jumlah Klien | Target minimal agar usaha layak: misal paket sehari minimal 5‑10 orang per hari, tergantung kapasitas transportasi; paket menginap sedikit lebih kecil tapi tarif dan margin lebih tinggi. |
Pendapatan Tambahan | Penjualan makanan / minuman lokal; suvenir; transport antar jemput; photography; layanan khusus (guide pribadi, itinerary khusus); fee dari kerja sama hotel / penginapan. |
Contoh kasar:
- Paket wisata sehari dengan 8 orang; harga per orang Rp 300.000 → pendapatan kotor Rp 2.400.000
- Biaya transport + supir + bahan bakar + tiket objek wisata + snack misal Rp 1.500.000 → margin sebelum overhead ≈ Rp 900.000
- Jika operasional hari selama 20 hari sebulan dan bisa 8‑10 paket/hari (untuk operator yang lebih besar atau memiliki banyak armada), pendapatan bisa berkali lipat.
Rekomendasi / Solusi Praktis untuk Pelaku Tour & Travel di Malang
Berikut langkah-langkah praktis yang bisa dijalankan:
- Riset Pasar & Segmentasi
- Pahami siapa target wisatawan kamu: lokal (Malang, Surabaya, wilayah Jawa Timur), domestik dari luar provinsi, hingga wisatawan manca negara.
- Kenali preferensi mereka: wisata santai alam, kuliner, adventure, keluarga, fotografi, budaya, religi, tema.
- Pelajari kompetitor: paket apa yang sudah ada, harga, layanan, keunggulan + kelemahan.
- Buat Paket Unik & Variatif
- Paket short-trip (half-day) dan full-day.
- Paket weekend escape.
- Paket tema budaya + edukasi + agro‑wisata.
- Paket korporat / gathering + outdoor / team-building.
- Paket fotografi sunrise/sunset, wisata air terjun / pantai, desa wisata.
- Pengelolaan Operasional yang Efisien
- Armada yang layak dan terawat; pastikan kenyamanan & keamanan.
- Pemilihan guide & supir yang ramah, menguasai rute, dan bisa menjadi pemandu lokal.
- Rute wisata yang optimal agar jarak tempuh tidak boros waktu / BBM.
- Gunakan pemesanan online / sistem pembayaran DP/deposit agar mengurangi pembatalan mendadak.
- Maksimalisasi Digital & Branding
- Foto dan video destinasi yang menarik. Gunakan drone jika memungkinkan.
- Website + media sosial + review pelanggan.
- Google My Business, peta wisata interaktif, peta perjalanan wisata, aplikasi mobile jika memungkinkan.
- Konten yang bercerita (storytelling): sejarah objek, budaya setempat, kuliner khas, event lokal.
- Kemitraan & Kolaborasi
- Kerja sama dengan penginapan, warung lokal, UMKM oleh-oleh & kerajinan agar paket wisata lebih menarik & memberikan manfaat ekonomi lokal.
- Kemitraan dengan hotel / villa untuk paket bundling.
- Kerja sama dengan komunitas lokal / desa wisata sebagai guide atau pelaku lokal lainnya.
- Standar Keamanan & Kesiapsiagaan Risiko
- SOP untuk keamanan, evakuasi, bencana alam.
- Informasi prakiraan cuaca / kondisi rute sebelum keberangkatan.
- Pastikan armada aman dan kendaraan dalam kondisi prima.
- Asuransi jika memungkinkan (pengunjung dan kendaraan).
- Manajemen Finansial & Skalabilitas
- Buat proyeksi keuangan: biaya tetap dan variabel; break-even point; cash flow.
- Modal kerja untuk pemasaran, perawatan armada, dll.
- Skala usaha secara bertahap: mulai kecil, kemudian menambah armada atau jenis paket apabila usaha sudah stabil.
- Regulasi & Kepatuhan
- Ikuti regulasi lokal serta Dinas Pariwisata.
- Standar usaha wisata berbasis risiko perlu diperhatikan.
- Pastikan kendaraan dan guide memiliki izin yang sesuai.
Baca juga: Strategi Branding untuk UMKM Makanan di Jawa Timur
Kesimpulan
Jasa Tour & Travel di Malang memiliki prospek yang sangat cerah:
- Target kunjungan wisatawan yang tinggi dari pemerintah dan peluang besar dengan ragam objek wisata lokal
- Trend wisata yang mencari pengalaman, kearifan lokal, dan keunikan
- Peluang digitalisasi dan kolaborasi
Namun untuk bisa benar-benar berhasil, pelaku usaha harus menyiapkan diri menghadapi tantangan seperti regulasi, persaingan, musiman, kualitas layanan, dan risiko operasional. Pelaksanaan solusi seperti diferensiasi produk, legalitas yang jelas, standar keamanan, branding & digital marketing, serta kemitraan lokal menjadi kunci agar usaha tour travel tidak hanya eksis, tapi tumbuh dan berkelanjutan.