
Sejarah Kota Malang, Dari Kerajaan Kuno hingga Kota Wisata Modern. Kota Malang, yang kini dikenal sebagai salah satu destinasi wisata terpopuler di Indonesia, menyimpan sejarah panjang yang kaya akan budaya dan peradaban.
Terletak di provinsi Jawa Timur, kota ini tak hanya memikat wisatawan dengan udaranya yang sejuk dan keindahan alamnya, tetapi juga dengan jejak sejarahnya yang membentang dari zaman kerajaan kuno hingga menjadi kota modern yang dinamis.
Baca juga: Berburu Oleh-Oleh Khas Lamongan!
Awal Mula Malang: Jejak Kerajaan Kuno
Sejarah Kota Malang dapat ditelusuri hingga abad ke-8 Masehi, saat wilayah ini menjadi bagian dari Kerajaan Kanjuruhan. Kerajaan Kanjuruhan adalah kerajaan Hindu yang diperkirakan berdiri pada masa pemerintahan Raja Gajayana. Bukti tertulis tentang keberadaan kerajaan ini ditemukan dalam Prasasti Dinoyo yang bertanggal 760 M.
Dalam prasasti tersebut, disebutkan bahwa Raja Gajayana adalah pemimpin yang bijaksana dan mencintai rakyatnya. Ia membangun candi serta tempat pemujaan, termasuk Candi Badut yang hingga kini masih berdiri kokoh sebagai bukti kejayaan masa lalu. Letak kerajaan ini diperkirakan berada di sekitar daerah Dinoyo, yang saat ini menjadi bagian dari Kota Malang modern.
Kerajaan Kanjuruhan merupakan salah satu kerajaan penting di wilayah timur Pulau Jawa sebelum akhirnya mengalami penurunan dan kemudian terintegrasi ke dalam kekuasaan Kerajaan Kediri dan Singhasari.
Masa Kejayaan Kerajaan Singhasari
Setelah runtuhnya Kerajaan Kanjuruhan, wilayah Malang tidak kehilangan peran pentingnya dalam panggung sejarah Nusantara. Sekitar abad ke-13, berdirilah Kerajaan Singhasari yang dipimpin oleh Raja Ken Arok. Wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar Jawa Timur, termasuk Malang.
Ken Arok dikenal sebagai tokoh legendaris yang naik dari kalangan rakyat biasa menjadi raja besar. Pusat Kerajaan Singhasari berada di Kutaraja (dekat Malang sekarang), dan sisa-sisa peninggalannya dapat ditemukan dalam bentuk arca dan candi, seperti Candi Singhasari dan Candi Jago.
Kejayaan Singhasari tak hanya terlihat dari peninggalan arsitekturnya, tetapi juga pengaruh politiknya yang besar dalam menyatukan berbagai kerajaan kecil di wilayah timur Jawa.
Era Majapahit dan Masa Penjajahan
Setelah runtuhnya Singhasari, Malang menjadi bagian dari kekuasaan Kerajaan Majapahit yang berpusat di Trowulan. Pada masa ini, wilayah Malang berkembang menjadi daerah agraris yang subur dan strategis. Pengaruh budaya Majapahit pun menyebar luas, termasuk dalam seni, bahasa, dan struktur sosial masyarakat Malang.
Memasuki era penjajahan Belanda, sekitar abad ke-18, Malang mulai menunjukkan peran barunya sebagai kawasan kolonial. Pemerintah Hindia Belanda melihat potensi besar wilayah ini karena udaranya yang sejuk dan tanahnya yang subur. Malang pun mulai dikembangkan sebagai kawasan perkebunan, khususnya untuk kopi, teh, dan apel.
Pembangunan infrastruktur seperti jalur kereta api dan sistem perkotaan dimulai pada akhir abad ke-19. Pemerintah kolonial juga mendirikan banyak bangunan bergaya Eropa yang hingga kini masih bisa dilihat, seperti Balai Kota Malang, Stasiun Kota Baru, dan rumah-rumah kolonial di daerah Ijen.
Perjuangan Rakyat Malang Melawan Penjajahan
Tak hanya dikenal sebagai kota kolonial, Malang juga tercatat sebagai kota yang memiliki semangat perjuangan tinggi dalam melawan penjajahan. Selama masa penjajahan Belanda dan Jepang, banyak tokoh pejuang yang berasal dari Malang, termasuk para pelajar dan santri.
Peristiwa penting dalam sejarah perjuangan Malang adalah Pertempuran Malang pada tahun 1947, saat Belanda kembali melancarkan agresi militer. Banyak bangunan hancur akibat pertempuran ini, tetapi semangat rakyat Malang untuk mempertahankan kemerdekaan tetap menyala.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Malang terus berbenah dan berkembang menjadi kota penting di Jawa Timur, baik dari segi ekonomi, pendidikan, maupun budaya.
Baca juga: Air Terjun Nglirip: Surga Tersembunyi di Tengah Hutan Lamongan
Transformasi Menjadi Kota Pendidikan dan Pariwisata
Pada era modern, Malang mengalami perubahan signifikan. Kota ini berkembang pesat dan menjadi salah satu pusat pendidikan di Indonesia dengan berdirinya berbagai universitas ternama seperti Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Muhammadiyah Malang.
Keberadaan institusi pendidikan tersebut menjadikan Malang sebagai kota pelajar yang ramai dan dinamis. Di sisi lain, potensi pariwisata Malang juga semakin tergarap dengan baik. Pemerintah daerah dan swasta mengembangkan berbagai destinasi wisata alam, budaya, dan edukatif.
Wilayah sekitarnya seperti Batu dan Kabupaten Malang menjadi penopang utama pariwisata kota ini, dengan beragam atraksi seperti:
- Jatim Park
- Museum Angkut
- Kampung Warna-Warni Jodipan
- Kampung Biru Arema
- Gunung Bromo (akses dari Malang)
- Pantai Balekambang dan Pantai Sendiki
Tak hanya itu, kuliner khas Malang seperti bakso Malang, rawon, dan mie pangsit menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara.
Keunikan Budaya Lokal Malang
Kota Malang juga dikenal dengan kekayaan budayanya. Masyarakatnya dikenal ramah dan menjunjung tinggi nilai gotong royong. Beberapa kesenian tradisional masih lestari hingga kini, seperti Tari Topeng Malangan, Wayang Topeng, dan Ludruk.
Di sisi lain, komunitas-komunitas kreatif tumbuh dengan pesat di berbagai bidang, mulai dari seni rupa, musik indie, hingga literasi. Hal ini menjadikan Malang sebagai kota yang tidak hanya kaya sejarah, tapi juga progresif secara budaya.
Malang Hari Ini: Modern, Asri, dan Bersejarah
Hari ini, Malang telah menjelma menjadi kota modern dengan sentuhan masa lalu yang masih terasa kuat. Perpaduan antara bangunan kolonial, kawasan hijau, serta pusat-pusat ekonomi baru menciptakan wajah kota yang harmonis.
Kawasan Alun-Alun Kota Malang, Jalan Ijen, dan Kayutangan Heritage kini ditata ulang sebagai ruang publik yang ramah pejalan kaki dan menyuguhkan suasana tempo dulu yang menarik.
Transportasi publik seperti Trans Malang dan proyek-proyek revitalisasi kota menunjukkan komitmen pemerintah kota dalam menjadikan Malang sebagai kota yang ramah wisatawan dan nyaman untuk ditinggali.
Tips Singkat Berkunjung dan Menjelajahi Kota Malang
- Datang Saat Cuaca Cerah: Waktu terbaik berkunjung ke Malang adalah antara Mei hingga September untuk menghindari musim hujan.
- Gunakan Transportasi Online atau Sewa Motor: Lebih fleksibel dan mudah untuk menjangkau tempat wisata tersembunyi.
- Eksplorasi Kampung Tematik: Jangan lewatkan kampung seperti Jodipan atau Tridi untuk pengalaman fotografi yang seru.
- Coba Kuliner Lokal: Bakso Malang, cwie mie, dan tahu telor wajib masuk daftar incaran.
- Bawa Jaket: Meski di dataran rendah, suhu di malam hari bisa cukup dingin terutama di daerah Batu.
- Datangi Tempat Bersejarah: Sempatkan mampir ke Candi Badut, Museum Brawijaya, atau Kayutangan Heritage.
Penutup
Sejarah Kota Malang adalah kisah panjang tentang kebangkitan, perjuangan, dan transformasi. Dari kerajaan kuno yang membangun peradaban Hindu, hingga menjadi kota wisata modern yang dicintai banyak orang, Malang terus menorehkan identitas kuat sebagai kota yang sejuk secara iklim maupun budaya.
Dengan kekayaan sejarah, pesona alam, dan keragaman budaya yang dimiliki, tak heran jika Malang menjadi salah satu kota paling menarik di Indonesia, baik untuk dikunjungi maupun untuk menetap. Jika Anda mencari perpaduan antara masa lalu dan masa depan dalam satu tempat, Malang adalah jawabannya.
Baca juga: Menelusuri Keajaiban Wisata Religi Sunan Drajat di Lamongan